A. Adab-Adab Berhari Raya Iedul
Adha
1.
Bertakbir
Disyari’atkan
bertakbir pada hari raya Iedul Adha mulai subuh hari Arafah sampai Ashar hari
tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah)[1]
2.
Mandi untuk melaksanakan shalat 'Ied
Al – Baihaqi telah meriwayatkan dengan sanad
yang shahih dari Zadzan, ia berkata, “Seorang laki-laki bertanya kepada ‘Ali
r.a. mengenai mandi ‘Ali menjawab, ‘Mandilah setiap hari jika kau mau.’ Lalu
orang itu berkata, ‘Bukan itu, maksudku mengenahi mandi (tertentu). ‘Ali
menjawab, ‘Yaitu mandi hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari an Nahr (Idul Adha), dan
hari ‘Idul Fithri.’(HR. Al Baihaqi)
3.
Memakai pakaian yang terbaik pada hari 'Ied
Hal ini dengan memakai pakaian terbagus yang
dimiliki, Ath – Thabrani telah meriwayatkan dalam al-Ausath, dengan
sanad yang hasan, dari Ibnu ‘Abbas r.a. ia berkata :
كَانَ رَسُوْلُ
الله صَلى اللهُ عَلَيْه وَسَلمَ يَلْبس يَوْمَ الْعيْد بردة حمراء.
“Pada hari Ied, Rasulullah SAW
mengenakan pakaian burdah merah.”(HR.Al Baihaqi)
4.
Makan setelah shalat Ied bukan sebelumnya
Dari Buraidah r.a. ia berkata :
لا يخرج يوم
الطرحتى يطعم ولا يطعم يوم الأ ضحى حتى يصلى
“Pada hari ‘Idul Fithri, Nabi SAW tidak keluar
(berangkat shalat) hingga beliau makan, sedangkan pada hari Idul Adh-ha beliau
tidak makan, hingga beliau selesai shalat.”
(HR.
At Tirmidzi)
5.
Berangkat ke tanah lapangan tempat pelaksanaan shalat dengan berjalan kaki
Dari’Ali bin Abi Thalib r.a. ia berkata :
“Termasuk
sunnah, yaitu hendaknya engkau berangkat ke Mushalla (tanah lapang tempat
pelaksanaan shalat) ‘id dengan berjalan kaki dan hendaknya engkau memakan
sesuatu sebelum engkau berangkat keluar (pada shalat Fithri).” (HR. Ibnu Majah)
6.
Pergi ke tempat shalat dengan bertakbir
Hendaknya seorang muslim bertakbir sejak
berangkat keluar dari rumahnya, hingga sampai ke Mushalla (tanah lapanga
tempat pelaksanaan shalat), dengan mengeraskan suara takbir. Mensyi’arkan
syi’ar Islam yang agung ini. Allah SWT berfirman :
“Demikianlah
(perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah,
maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.”(QS. Al-Hajj : 32)
7.
Kaum hawa keluar ke tempat shalat 'Ied
Kaum wanita
disunnahkan kelur dari rumah mereka dan pergi menuju tempat dilaksanakannya
shalat ‘ied untuk mendirikan shalat ‘ied.
Dalam
satu riwayat ummu ‘Atthiyah mengatakan :“Rasulullah memerintahkan kami (kaum
wanita) keluar dari rumah rumah kami di Hari Fithri dan Adha baik itu para
gadis atau wanita yang sedang haidh dan mereka yang berada di rumah. Adapun
bagi wanita yang sedang haidh maka bagi mereka tidak mendirikan shalat, supaya
mereka menyaksikan kebaikan yang banyak dan juga sebagai da’wahnya kaum
muslimin”.(Muttafaqun ‘alaih)
8.
Membedakan jalan sewaktu pergi dan pulang dari tempat shalat 'Ied
Disunnahkan membedakan jalan disaat berangkat
dan kembali dari tempat dilaksanakan shalat ‘Ied, hal ini merupakan tuntunan
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu 'Anhu
, beliau berkata :
كان إذا كان يوم
العـيد خالف الطريـق
“Rasulullah membedakan jalan yang dilewati
dikala Hari Raya.” (HR. Bukhari)
B. Tata Cara Shalat Ied dan
Rangkaianya
1. Sebelum shalat
tidak di dahilui dengan adzan dan Iqamah atau lafadz lain seperti "As
shalatu jami'ah"
أَنَّ اَلنَّبِيَّ - صلى الله عليه
وسلم - صَلَّى اَلْعِيدَ بِلَا أَذَانٍ, وَلَا إِقَامَةٍ (أَخْرَجَهُ أَبُو
دَاوُدَ)
"Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam pada hari 'Ied tanpa adzan dan iqamah".(HR. Abu Dawud)
2. Shalat
dikerjakan dua rakaat dengan menjaharkan (mengeraskan) bacaan shalat ,
pada rakaat pertama bertakbir 7X selain takbiratul ihram dan pada rakaat
kedua bertaqbir 5X selain takbir intiqal.
قَالَ نَبِيُّ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - اَلتَّكْبِيرُ فِي
اَلْفِطْرِ سَبْعٌ فِي اَلْأُولَى وَخَمْسٌ فِي اَلْآخِرَةِ, وَالْقِرَاءَةُ
بَعْدَهُمَا كِلْتَيْهِمَا (أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ)
Nabiyyullah
Shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:"Takbir pada 'Iedul Fitthri tujuh kali pada (rakaat) pertama dan
lima kali pada yang kedua" (HR. Abu
Dawud)
3. Surat yang
dibaca pada rakaat pertama setelah al Fatihah adalah sutar al A'la atau Qaaf
dan pada rakaat kedua setelah surat al Fatihah adalah surat al Ghasyiyah atau
al Qamar.
4. Tidak ada
shalat sebelum dan setelah shalat 'Ied.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: - أَنَّ اَلنَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم -
صَلَّى يَوْمَ اَلْعِيدِ رَكْعَتَيْنِ, لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا
(رواه البخاري ومسلم)
Dari ibnu
'Abbas: Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pada hari 'Ied shalat
dua rakaat, tidak mengerjakan shalat sebelum dan sesudahnya". (HR. Al Bukhari dan Muslim)
5.
Setelah shalat 'Ied selasai diteruskan dengan khutbah ied satu kali.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ: - كَانَ
اَلنَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - وَأَبُو بَكْرٍ, وَعُمَرُ: يُصَلُّونَ
الْعِيدَيْنِ قَبْلَ اَلْخُطْبَةِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari Ibnu 'Umar :"Adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, abu Bakar, dan Umar mereka mengerjakan shalat 'Ied
sebelum khotbah". (Muttafaq
'Alaih)
********
* M. Syaifuddin, S.Th.I
(PP. Al Manar, Pengasih, Kulonprogo)
No comments:
Post a Comment